Banyak wanita yang mengeluh kekasihnya berubah setelah beberapa lama
menjalani hubungan. Merasa sang pacar jadi lebih cuek, tidak perhatian
lagi, tidak seperti sewaktu PDKT dulu. Bagi pria yang dangkal,
pernyataan ini sepertinya sepele dan biasanya dianggap angin lalu saja,
padahal hal ini bisa menjadi awal dari sebuah permasalahan serius. Bila
nanti akhirnya putus, dijamin sang pria akan menyesal setengah mati
telah mengabaikan keluhan sang wanita waktu mereka masih bersama.
Sebenarnya, ini bukanlah kesalahan siapapun. Ini hanyalah masalah
perbedaan sudut pandang dan kebutuhan antara pria dan wanita dalam
sebuah hubungan. Sebuah masalah yang mudah diatasi, seandainya kedua
belah pihak mau meluangkan waktu untuk saling mengerti.
Pria membutuhkan kestabilan dalam hubungan. Setelah memiliki kekasih,
dia jadi bisa fokus pada hal lain dalam hidupnya tanpa harus
memusingkan lagi urusan mencari pendamping. Bisa fokus pada kerjaannya,
hobinya, bisnisnya, dan tahu bahwa kekasihnya akan selalu berada di
sampingnya. Bagi pria, ketika sedang berduaan, tidak masalah bila dia
asyik bermain game dan pacarnya asyik nonton DVD sendiri-sendiri. Saling
mengerjakan urusan masing-masing. Itu adalah sebuah kedamaian dan
kebahagiaan bagi pria. Itu sudah lebih dari cukup. Makanya pria terkesan
berubah jadi lebih cuek setelah jadian, padahal itu artinya dia sudah
merasa nyaman dan stabil dengan kekasihnya.
Sedangkan di lain pihak, wanita membutuhkan perhatian yang konsisten.
Wanita butuh diperlakukan romantis, sedikit dicemburui, dirayu, diajak
kencan, dipuji, bermesraan, dan sebagainya. Apalagi sewaktu PDKT sang
pria sudah melakukan hal itu semua, maka wanita akan berekspektasi
kekasihnya terus melakukan hal-hal tersebut setelah jadian. Wanita butuh
romance dan drama, dia ingin melihat kekasihnya berusaha
membahagiakan dirinya. Cukup dengan melihat usahanya saja, wanita sudah
bahagia. Karena itu, ketika sedang berduaan, wanita akan mengeluh bila
pacarnya asyik bermain game sendiri tanpa mempedulikannya.
Ketika wanita datang ke rumah pacarnya dan melihat dia sibuk main game sendiri, wanita akan berpikir: “Aku sudah jauh-jauh datang ke sini, kok dia malah asyik main game
sih? Dia sudah tidak sayang lagi padaku..” Padahal yang ada di pikiran
pria adalah: “Ada kamu di sini saja, aku sudah senang. Sekarang aku bisa
main game dengan bahagia.”
Wanita berpikir: “Kenapa main game pas ada aku? Masa aku dicuekkin?”.
Sementara pria berpikir: “Kenapa nungguin aku main game? Kamu kerjain
hal lain aja, nonton DVD atau baca buku, terserah…”
Setelah berulang kali mengalami kejadian seperti ini, sang wanita
akan mengeluh pada pria. Lama-lama keluhan berubah menjadi tuntutan.
Tanggapan pria biasanya tersinggung dan membela diri, karena merasa
tidak melakukan kesalahan apapun. Wanita menuduh pria tidak peka dan
tidak pengertian, pria menuduh wanita banyak maunya dan mencari-cari
masalah. Akibatnya pertengkaran pun terjadi dan saling menyalahkan satu
sama lain. Hanya karena keduanya tidak mengerti kebutuhan pasangannya
masing-masing, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Dalam kasus seperti ini, sebenarnya tidak ada yang salah. Yang
terjadi hanyalah kesalah pahaman dan kelalaian untuk saling mengerti.
Bila keduanya sudah mengerti apa yang dibutuhkan pasangannya, maka
solusinya menjadi mudah.
Jadi apa solusinya? Solusinya adalah bernegosiasi. Saling berkompromi
dan mencari jalan tengah yang bisa memenuhi kebutuhan kedua belah
pihak. Win-win solution. Semua happy, semua senang. Manusia adalah
mahluk egois, begitupun Anda dan pasangan Anda. Karena itu penting untuk
mencari kesepakatan di mana tidak ada satu pihak pun yang merasa
dirugikan atau terpaksa, karena bila ada yang merasa dirugikan maka
dijamin kesepakatan tersebut tidak akan berlangsung lama.
Contoh negosiasi yang paling sederhana: mendedikasikan hari-hari
tertentu sebagai waktu bersama yang tidak boleh diganggu gugat, baik
oleh hobi, pekerjaan, maupun gadget dan smartphone. Misalnya
hari Sabtu dan Minggu. Pada kedua hari tersebut, pria tidak boleh main
game ataupun mengurus pekerjaannya, dia harus fokus memberikan perhatian
sepenuhnya pada kekasihnya. Menunjukkan usahanya kembali, mengajaknya
kencan, bermesraan, memujinya, merayu, dan sebagainya. Sebaliknya,
wanita jangan mengeluh lagi bila pria sudah memenuhi janjinya. Hargai
usaha pria dan penuhi janji bagianmu.
Satu hal yang perlu diingat, penting bagi pria dan wanita untuk tetap
memiliki dunia dan hobinya masing-masing agar keduanya memiliki waktu
bagi diri sendiri. Dengan begitu, pria tidak merasa tertekan karena
harus memperhatikan wanita setiap saat, dan wanita pun tidak merasa
dicuekkin karena punya kesibukan lain ketika pria asyik dengan hobinya.
Inilah tanda sebuah hubungan ideal, dimana kedua belah pihak saling
pengertian dan menghargai satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar