Berbicara tentang mendekati dan menaklukkan hati
wanita, pria TIDAK sedang menjalani pertarungan melawan wanita. Inilah letak
ilusi yang menyesatkan dari the game of romance. Mereka menggambarkan
seolah-olah ini adalah persaingan menang-kalah antara kedua insan yang
terlibat.
Bro, buang jauh-jauh paradigma seperti itu. Kita harus
belajar menaklukkan hati lawan jenis dengan cara menaklukkan HAL-HAL LAIN di
luar sang target itu sendiri! Kita menaklukkan hati wanita dengan cara menunjukkan
kelebihan kita terhadap apapun yang terjadi di sekeliling kita, salah satunya
adalah kelebihan terhadap para ksatria-ksatria pesaing lainnya.
Pernahkah Anda menyadari bahwa Anda secara otomatis
jauh lebih banyak berinteraksi dengan wanita menarik ketika Anda sedang menjadi
sebagai seorang ketua atau pemimpin? Sadarkah ketika Anda begitu bersemangat
melakukan tanggung jawab tersebut, secara tidak disangka-sangka salah satu
wanita idaman Anda mendekat dan ingin ikut terlibat? Lalu seberapa sering
ketika Anda mengubah haluan dan menjadikan sang wanita menjadi fokus dan pusat
semangat Anda, secara ajaib dia ingin lepas dan menjauhkan diri dari Anda?
Pernahkah Anda begitu berkonsentrasi menikmati sebuah
proyek, hobi, atau kesibukan, sampai Anda melewatkan berbagai hints yang
dilemparkan wanita impian Anda, dan ketika menyadarinya ternyata sudah
terlambat? Itulah yang terjadi dalam dunia percintaan, bro. Saya berani
bertaruh Anda tidak akan pernah mendengar tentang hal di atas oleh konsultan
atau pakar apapun yang pernah Anda temui.
Mereka menasihatkan Anda untuk memusatkan perhatian
terhadap wanita, memperlakukannya seperti obyek yang penting, mempelajari luar
dalam tentang tendensi kepribadiannya dan kemampuan untuk memainkan struktur
emosinya.
Itu semua adalah strategi yang buruk!
WHY?
Karena strategi tersebut menciptakan mindset wanita
sebagai posisi obyek, atau bahkan ’musuh yang ingin ditaklukkan.’ Dan yang
lebih bodohnya lagi adalah mindset tersebut membawa kita pada pemikiran bahwa
kita ingin menghabiskan hidup dan waktu dengan ’sang musuh’ setelah berhasil
mengalahkannya.
Tidak peduli seberapa jinak seekor ular, singa, atau
beruang yang ditaklukkan manusia, semua orang yang berpikiran sehat tidak akan
berbagi kamar tidur dengan mereka.
Bro, wanita bukanlah musuh, makhluk buas, ataupun
binatang seperti itu. Mereka adalah manusia yang diciptakan sepadan
dengan kaum pria, dan dunia romansa tidak seharusnya menyalahi rancangan yang
sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Kami tidak mengajarkan romansa sebagai, ”It’s between
You and Me! Somebody has to lose to make this work,” yang mengimplikasikan
hubungan terjadi bila salah satu pihak tertawan dan menyerahkan kekuasaan
kepada pihak lainnya. Keindahan strategi yang kami tawarkan adalah, “It’s You
and Me, against the world.”
Saya tahu Anda begitu bersemangat dengan ini semua,
sekaligus bingung setengah mampus apa hubungannya dengan mengapa wanita impian
Anda tidak berespon positif sekalipun Anda sudah menimbunnya dengan demonstrasi
dan investasi kebaikan …
Sangat berhubungan, bro!
Jika Anda ‘merebut’ hati wanita dengan menaklukkan
ribuan pria saingan Anda dan berbagai petualangan hidup lainnya di luar sana,
maka seorang ksatria unggulan akan memastikan dia tidak hanya beroperasi dengan
satu jenis ilmu saja. Dia akan membiasakan diri dengan sejumlah prinsip, sikap,
dan kemampuan lain yang membuatnya tidak babak belur dihajar, dilindas oleh
situasi dan para kompetitornya. Akibatnya, ketika berhadapan dengan wanita pun,
dia akan tetap memakai standar kelengkapan kelengkapan arsenalnya (sekalipun
tidak menganggap sang wanita sebagai musuh).
Sekarang jawab pertanyaan saja: apakah seorang pria
unggulan seperti itu hanya mampu bisa bersikap manis dan gentleman bila di
depan wanita impiannya?
Apakah seorang pria unggulan yang terbiasa cerdik
memakai segala sesuatu untuk menaklukkan pria lain dan meloloskan diri kondisi
yang berbahaya ala MacGyver akan bisa mendadak berubah menjadi seorang pria
yang hanya mengandalkan bahasa-bahasa kasih sayang, cinta, dan manuver
kelembutan lainnya terhadap sang wanita impiannya?
Apakah seorang pria unggulan yang benar-benar tahu apa
yang dia mau, mampu bertahan hidup dalam keadaan sulit, memiliki jam terbang
yang tinggi, dan teruji kualitas tempurnya akan bersedia bersikap sebagai
tukang antar jemput, orangtua kedua (sering bertanya, “Lagi ngapain? Dah makan
belum? Makan dong ntar sakit!”), murahan dan pengalah dalam segala kondisi, dan
kelebihan waktu luang sehingga sedikit-sedikit ingin bersama dan menemani wanita
impiannya?
Jika Anda menjawab “Tidak!” untuk semua pertanyaan di
atas, maka sekarang saatnya untuk merubah mindset Anda. Dalam romansa, wanita
bukanlah lawan Anda.
Don’t Play Them, but Play with Them!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar